Silent Majority Is Minoriti, Bangun Dan Bersuaralah Di Dunia Nyata & Di Dunia Maya

KUDUS – Kegiatan Silaturrahim Kader Satkoryon Banser Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus yang diselenggarakan dalam rangka Hari Santri dan Hari Pahlawan dengan tema “Mengenang Perjuangan Pahlawan Bangsa Dengan Membangkitkan Loyalitas Kader ANSOR BANSER” di Balai Desa Gulang Mejobo Kudus mendapat antusiasme tinggi dari para peserta yang sebagian besar adalah Pengurus Anak Ranting GP ANSOR dan Komandan Satkoryon BANSER Se-Kab. Kudus.

Perang melawan penjajah memang sudah usai, namun perang melawan penjajah ideologi negara masih terjadi sampai dengan saat ini dan musuhnyapun bukan orang asing namun bangsa Indonesia sendiri. Merebaknya hasutan dan propaganda radikalisme khususnya di dunia maya menjadi tantangan kita Bersama, sehingga untuk meningkatkan loyalitas ANSOR BANSER dihadirkan beberapa narasumber yang berkompeten menanganinya, yaitu : H. Mawahib Afkar (DPRD Prov. Jateng), H. Muhtar Ma’mun (kasatkorwil BANSER Jateng), Dasa Susila (Ketua PC. GP. Ansor Kudus) dan IPDA Subkhan, S.H., M.H. (Kanit Kamsus Polres Kudus)”, demikian pernyataan Noor Akhsin selaku Ketua Panitia Pelaksana.

H. Muhtar Ma’mun dalam materinya menyampaikan bahwa Ormas NU beserta badan otonom khususnya ANSOR BANSER menjadi salah satu kekuatan inti setelah TNI dan Polri dalam menjaga NKRI dan Pancasilanya. Sejauh ini kita jaya di darat namun di udara atau dunia maya kita masih belum maksimal, hal itulah yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk memecah belah sinergitas TNI Polri dan NU.

Pada kesempatan yang sama, Dasa Susila menyatakan bahwa generasi NU harus tidak boleh gagap tekhnologi, karena tekhnologi menjadi salah satu kunci dalam memenangkan pertempuran ideologi saat ini.

“Militansi ANSOR BANSER saat ini dibutuhkan untuk mengimbangi kegiatan-kegiatan yang merongrong ideologi negara, NKRI dengan pancasilanya. Bukan besarnya kegiatan yang setelah itu berhenti, namun seringnya kegiatan yang berlangsung secara terus meneruslah yang akan berdampak secara nyata dalam membentengi masyarakat dari pengaruh paham radikalisme,” kata H. Mawahib Afkar pada kegiatan tersebut.

“Mengenang perjuangan pahlawan saat ini dilakukan dengan menjaga warisannya, yaitu NKRI dengan Pancasilanya. Bagaimana improvisasi kiat-kiat yang bersifat aplikatif dalam rangka membangun loyalitas dan kesetiaan kepada NKRI dan Pancasilanya saat ini, sangat penting untuk dilakukan guna membentengi masyarakat, mengingat masifnya gerakan yang merongrong Ideologi Pancasila,” demikian pernyataan Ipda Subkhan mengawali materinya.

“Diperlukan frekwensi yang sama guna menjelaskan bahwa Pancasila, Bentuk Negara dan System Pemerintahan sudah sesuai syariat, sehingga penjelasan yang diberikan dapat membentengi masyarakat dari terpengaruh paham radikal teroris,” imbuh Ipda Subkhan.

Ipda Subkhan menjelaskan lebih lanjut bahwa untuk dapat menutup celah penyebaran ideologi teroris maka kita harus mengetahui definisinya, keadaan yang menjadi potensi masuknya dan cara masuknya ideologi radikal teroris itu sendiri, untuk selanjutnya dilakukan langkah-langkah konkrit yang bersifat aplikatif dan dapat dilaksanakan, bukan sekedar konsep dan sesuatu yang baik namun yang tidak dapat dilaksanakan.

“Silent Majority Is Minority, kekuatan ANSOR BANSER yang besar akan menjadi kekuatan minoritas manakala tidak menguasai dunia nyata dan dunia maya saat ini, sehingga kelompok radikal teroris yang minoritas akan mengambil alih dan menguasai dunia tersebut sehingga akan banyak orang terpengaruh dan menjadi ancaman terhadap NKRI dan Pancasilanya. Untuk itu bersuaralah dan kuasai dunia nyata dan dunia maya untuk menghadapi propaganda mereka, sehingga kita yang menjadi bagian dari Kaum Nasionalis Penjaga NKRI dan Pancasila akan berjaya di darat (dunia nyata) dan menang di udara (dunia maya),” pesan Ipda Subkhan mengakhiri materinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *