Beberapa waktu lalu ada sejumlah tindakan corat-coret tembok oleh beberpara oknum sporter Kudus maupun Pati dengan kata-kata provokasi, jorok dan tidak pantas, hal tersebut sontak membuat beberapa masyarakat merasa terganggu dan dipandang kurang enak
Aksi corat-coret tembok yang dilakukan oleh oknim sporter tersebut biasa disebut Fandalisme sehingga merugikan masyarakat luas
Atas tindakan tersebut, akhirnya pihak aparat Kepolisian bersama sejumlah warga menghapus dengan mengecat ulang tilisan-tulisan yang ada di tembok beberapa jembatan, rumah warga atau di gapura perbatasan tersebut
Sebenarnya Fandalisme merupakan aksi yang tidak terpuji sehingga dilarang dan merugikan, sebenarnya apa sih Fadalisme itu dan untung ruginya
Vandalisme adalah perbuatan atau aksi yang menyebabkan kerusakan pada berbagai benda lingkungan umum, baik properti pribadi maupun fasilitas umum seperti memotong, merobek, menandai, mengecat atau menutupi suatu benda dan/atau tindakan perusakan lainnya, tindakan lain yang sengaja dilakukan untuk menurunkan kualitas.
Apa itu vandalisme?
Arti vandalisme adalah adanya tindakan atau perilaku yang bersifat merusak. Merusak bukan berarti harus tindakan penghancuran, melainkan tindakan yang merugikan lingkungan atau fasilitas umum.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, vandalisme artinya perbuatan merusak atau menghancurkan karya seni dan barang berharga lain. Tindakan ini tergolong merugikan, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk lingkungan sekitar.
Beberapa contoh vandalisme adalah mencorat-coret fasilitas publik, membuang sampah sembarangan, menyalakan api sembarangan (seperti membakar ban), menghancurkan jendela dan bangunan, menggores cat mobil, dan tindakan tidak bertanggung jawab lainnya.
Tipe-tipe vandalism
Setelah memahami pengertian vandalisme, Anda juga perlu tahu kalau tindakan ini dibagi menjadi beberapa jenis.
Berikut adalah jenis vandalisme berdasarkan motivasi yang mendorong pelakunya.
- Acquisitive vandalism: Dilakukan dengan motivasi untuk mendapatkan uang atau properti
- Tactical vandalism: Perusakan properti yang dilakukan dengan sengaja untuk memajukan tujuan lainnya
- Ideological vandalism: Dilakukan secara eksplisit untuk memperkenalkan atau memajukan tujuan ideologis
- Vindictive vandalism: Perusakan properti yang dilakukan untuk membalas dendam pada pemilik atau perwakilannya
- Play vandalism: Dilakukan hanya untuk main-main dan bukan untuk mengganggu orang lain
- Group vandalism: Perusakan properti yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan suatu kelompok
- Graffiti: Dilakukan dengan menggunakan cat semprot untuk menunjukkan kemampuan yang dimiliki.
Sementara itu, berikut adalah beberapa bentuk vandalisme berdasarkan perbuatannya.
- Aksi mencorat-coret (grafiti): Aksi mencorat-coret yang dilakukan pada tembok pinggir jalan, tembok sekolah, jembatan, halte bus, bangunan, toilet umum, dan lainnya.
- Aksi memotong (cutting): Aksi memotong pohon, tanaman, atau bunga yang ada di jalan atau milik orang lain.
- Aksi memertik (plucking): Aksi memetik bunga atau buah milik orang lain tanpa meminta izin dari pemiliknya.
- Aksi mengambil (taking): Aksi mengambil barang milik orang lain, mengambil tanaman, dan sebagainya meskipun barang tersebut tidak berguna untuk dimiliki pelaku.
- Aksi merusak (destroying): Aksi merusak penataan lingkungan yang tersusun rapi, misalnya membuang sampah di jalan raya atau sungai.
Penyebab Vandalisme
Vandalisme adalah tindakan atau perilaku yang dapat disebabkan oleh kondisi piskologis hingga lingkungan tempat tinggal. Mengutip KlikDokter, faktor penyebab vandalisme adalah sebagai berikut:
– Pengaruh media sosial. Faktor penyebab vandalisme adalah pengaruh sosial media. Hal ini terkait dengan konten-konten yang dapat memengaruhi remaja, yang kontrol dirinya lemah. Hal ini ditambah dengan pengaruh media sosial bisa mendorong remaja melakukan aktivitas yang melanggar aturan dan norma sosial, termasuk merusak fasilitas umum lewat aksi vandalisme.
– Lingkungan pergaulan. Lingkungan pergaulan juga berpengaruh terhadap tindakan vandalisme. Cara berpikir dan tindakan remaja banyak dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya saat proses mencari jati diri. Lingkungan pergaulan ini bisa di sekolah ataupun sekitar rumah.
– Pola asuh keluarga. Penyebab terjadinya vandalisme adalah tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak hangat, serba dimanja, dan tidak terbuka bisa jadi pada remaja. Apalagi jika anak tidak banyak diajarkan mengenai konsekuensi dari sebuah tindakan, serta pentingnya menghargai aturan dan norma di masyarakat.
– Perilaku impulsif. Impulsif adalah tindakan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan akibatnya. Remaja impulsif yang sulit mengendalikan hasrat dan emosinya bisa melakukan vandalisme.
– Sanksi yang tidak tegas. Sanksi yang tegas terhadap aksi vandalisme adalah suatu hal yang sangat diperlukan untuk memberikan efek jera. Ketika mengetahui tidak ada sanksi yang serius atas perbuatannya, remaja melihat aksi vandalisme bisa dilakukan tanpa pertanggungjawaban. Jadi, pemerintah, kepolisian, dan masyarakat harus memberikan sanksi tegas agar tindakan perusakan tersebut bisa dihentikan.
– Perkembangan psikologis remaja. Penyebab vandalism adalah perkembangan psikologis remaja. Proses pencarian jati diri biasanya berlangsung di usia remaja. Belum stabilnya kontrol diri dan emosi membuat remaja rentan melakukan vandalisme.