Tak hanya berbenah secara institusional, transformasi Polri Presisi juga di setiap lini dengan tujuan memberikan pelayanan dan perlindungan terbaik kepada masyarakat. Setiap personel, siapapun dia dan di manapun berada bertanggung jawab atas citra baik institusi,
Tanggung jawab terhadap citra Institusi itulah yang membuat banyak personel Polri melakukan lebih dari sekadar menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
Di Banyuwangi, awal Mei silam publik menjadi saksi ketika Aipda Donny Yanuar Bhabinkamtibmas Desa Karangbenda, Polsek Rogojampi, I Banyuwangi memecahkan kaca mobil demi menyelamatkan seorang anak yang terkunci di dalamnya.
Sebelumnya, di tengah kesibukan pengamanan arus mudik dan arus balik masyarakat menyaksikan aksi humanis dua polisi di Subang yakni Aipda Jaenudin dan Bripka Aries Efendi membantu pemudik yang kendaraannya mogok di tol. Mereka mendorong mobil pemudik itu dengan cara stut agar tak mengganggu arus lalu lintas dan memicu kemacetan.
Di Lampung, netizen dibuat kagum oleh tindakan Aiptu Supriyanto yang mengembalikan tas pemudik berisi uang Rp 100 juta. Tas itu ditemukan Supriyanto di sebuah toilet rest area KM 116 A Tol Trans Sumatera, Lampung Tengah.
Pemilu 2024 juga menjadi saksi berbagai aksi heroik personel polisi dalam melayani masyarakat. Di Ria, Aipda Ralon Manurung personel Dirlantas Polda Riau tertangkap kamera menggendong nenek berusia 93 tahun yang ingin mencoblos pada 14 Februari lalu. la mengantarnya bahkan hingga depan bilik suara.
Tak jauh beda dengan Ralon, di Polsek Gegerbingu, Sukabumi, Bripka Yadi menggendong Edih Apendi (741 tahun) warga Kampung Lio untuk ikut berpartisipasi dalam pesta demokrasi lima tahunan itu.
Aksi serupa juga dilakukan kolega Yadi di Gegerhitung, Bripka Luthfi Herdiansyah juga menggendong Jujun (81), warga Kampung Cibarengkok sejauh 500 meter yang ingin mencoblos atau menggunakan hak pilihnya di TPS.
Tak harrya terjadi di masa-masa pemilu, aksi humanis personel Polri juga terekam dalam kegiatan sehari- hari seperti yang dilakukan oleh Bripda Muhammad Novandro di Kubu Raya akhir Desember tahun lalu
Mendapati berita sebuah bus Damri mogok di jembatan dan mengganggu lalu lintas dia langsung memeriksa
Sampai di lokasi, entah karena masalah I teknis apa tiba-tiba bus itu mundur tiba- tiba. Harus bertindak cepak, Novandro memutuskan membaringkan motornya di belakang bus sebagai ‘ganjal. Tentu tindakan itu mencegah dampak serius dan menyelamatkan barryak jiwa.
Tentu saja Donny Yanuar, Ralon, Yadi dan Lutfhi hanya sebagian contoh dan bukti bahwa Polri dengan seluruh personelnya bersungguh sungguh mengawal proses demokrasi agar berjalan lancar dan membantu warga yang ingin menentukan pilihan pemimpin.
Sikap itu juga sekaligus menjadi bukti bahwa polisi sebagaĆ perwakilan negara benar-benar selalu hade dan berada di tengah masyarakat. Selain itu aksi mereka viral di media sosial dan menula pujian masyarakat.
Telah menjadi bagian sehari-hari media sosial kini seperti tak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Tak semata hanya sebagai sarana hiburan saja, media sosial berperan penting hampir di semua aspek kehidupan.
Media sosial juga menjadi sarana efektif untuk menyebarkan informasi sekaligus mempengaruhi perspekt masyarakat. Viral menjadi definisi bans menyebar atau populernya sebuah berita atau peristiwa.
Viral tentu saja menggusur jargon bad news is a good news Jurnalistik lama yang terus menguk keburukan. Mengabaikan berita baik dan gercep untuk bad news dengan mengatasnamakan prinsip ‘publik harus tahu’