Sekarang kita berada pada era Modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, terutama pada bidang digital dan kecerdasan buatan. Hal tersebut juga membuat kemajuan dalam dunia pendidikan, sumber informasi pendidikan sekarang tidak hanya didapat melalui buku saja namun dapat diperoleh juga dari internet dan berbagai macam platform online. Salah satunya yang akan dibahas pada artikel ini ialah efisiensi pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Tiktok.
Aplikasi Tiktok saat ini sedang ramai di perbincangkan oleh berbagai generasi dari yang menuai pro maupun kontra, tidak hanya berisi tentang hiburan tiktok pun berisi pula dengan informasi-informasi yang dapat menambah wawasan yang dibalut sedemikian rupa hingga membuat audiens dapat dengan mudah menangkap informasi yang di berikan.
Tetapi, yang menjadi pertanyannya Apakah efisien ketika kita belajar dan menyerap informasi yang bersumber dari tiktok?
Dalam masalah efisien masih sering menjadi perdebatan, Belajar dari tiktok mampu menjadi solusi buat di zaman sekarang teruma pada Gen-Z yang ingin belajar cepat, fleksibel, dan tentunya tidak membosankan. Tapi di sisi lain, ada resiko yang terjadi juga. Mari kita bahas terkait efisien dan resikonya.
Tiktok mampu dikatakan efisien karna memiliki beberapa hal, seperti :
1. Microlearning yang cocok untuk Gen-Z
Video TikTok yang pendek—rata-rata 15 detik sampai 1 menit—ternyata pas banget buat metode microlearning. Ini metode belajar yang fokus pada penyampaian informasi dalam potongan kecil, tapi dikonsumsi secara konsisten. Buat yang suka males buka buku tebal atau nonton video panjang, TikTok bisa jadi pintu masuk yang ringan tapi tetap bermanfaat.
2. Visual dan audio yang engaging
Konten di TikTok punya elemen visual, musik, teks, dan efek yang bisa bantu memperkuat pemahaman. Banyak orang belajar lebih cepat lewat video karena otak manusia memang lebih responsif terhadap gambar dan suara dibanding teks doang.
3. Cocok untuk yang ingin cara belajar berbeda
Setiap orang punya gaya belajar yang beda-beda. Ada yang visual, ada yang auditory, ada juga yang kinestetik. TikTok sering menggabungkan semuanya, bikin kontennya jadi lebih inklusif secara gaya belajar.
4. Mampu menjadi inspiransi dan eksplor lebih mendalam
Banyak orang justru jadi tertarik memperdalam topik tertentu setelah nonton TikTok. Misalnya, nonton video soal teori konspirasi sejarah bisa bikin seseorang pengin cari tahu lebih banyak dari buku atau jurnal. Jadi, TikTok kadang bisa jadi “pemicu” awal buat eksplorasi pengetahuan.
Dan berdasarkan survey tanya jawab dari beberapa kalangan rata-rata memperoleh jawaban bahwa memang benar tiktok efisien dalam membantu menambah informasi pembelajaran, baik untuk anak-anak hingga para orang tua.
Dari beberapa pernyataan diatas yang dianggap mengatakan tiktok efisien sebagai media pembelajaran tetap memiliki resiko, adapun resiko yang di dapat ialah seperti mudahnya penyebaran hoax, informasi yang terlalu di sederhanakan sehingga mampu membuat kesalahpahaman, lebih gampang ter-distract pada saat ingin belajar, serta pengaruh algoritma dari tiktok yang akan memberikan informasi seputar hal yang kita cari saja sehingga dapat dikatakan terjebak dalam “ruang gema” a.k.a kita terjebak hanya dalam seputar hal yang kita suka.
Jadi kesimpulannya, TikTok bisa banget jadi media belajar, tapi kita tetap butuh buku dan sumber referensi ilmiah terpercaya jangan jadikan tiktok sebagai satu-satunya sumber. Kita tetap perlu sikap kritis, cek ulang informasi, dan mau cari referensi tambahan. Jangan sampai karena kemasannya lucu dan durasinya singkat, kita telan semua mentah-mentah.