Kegiatan siskamling (sistim keamanan lingkungan), selain untuk menjaga keamanan dan ketertiban juga bermanfaat menjaga silaturahmi dan memperkuat peseduluran, sehingga tercipta masyarakat yang guyub, rukun dan kompak. Kegiatan siskamling juga merupakan salah satu upaya masyarakat mencintai tanah airnya, karena siskamling merupakan salah satu bentuk bela negara.
Siskamling itu sendiri menurut Pasal 1 angka 6 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Sistem Keamanan Lingkungan (“Perkapolri 23/2007”) adalah suatu kesatuan yang meliputi komponen-komponen yang saling bergantung dan berhubungan serta saling mempengaruhi, yang menghasilkan daya kemampuan untuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan akan kondisi keamanan dan ketertiban di lingkungan.
Siskamling diselenggarakan dengan tujuan:
a. menciptakan situasi dan kondisi yang aman, tertib, dan tentram di lingkungan masing-masing;
b. terwujudnya kesadaran warga masyarakat di lingkungannya dalam penanggulangan terhadap setiap kemungkinan timbulnya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (“kamtibmas”).
Siskamling ini dibentuk berdasarkan kesepakatan dalam musyawarah warga, dengan berasaskan semangat budaya kekeluargaan, gotong royong, dan swakarsa.
Siskamling (Sistem Keamanan Lingkungan) tetap menjadi hal yang penting dan relevan di masa Milenia, mengingat tantangan keamanan yang terus berkembang. Meskipun teknologi dan cara kita berinteraksi telah berubah dengan pesat, keamanan tetap merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa alasan mengapa siskamling tetap diperlukan di masa Milenia:
1. Pencegahan Kejahatan: Meskipun teknologi keamanan terus berkembang, kejahatan tetap menjadi ancaman yang harus diatasi. Siskamling berperan dalam mencegah kejahatan di tingkat lingkungan, seperti pencurian, perampokan, atau vandalisme. Kehadiran polisi lingkungan atau petugas keamanan lokal dapat memberikan rasa aman kepada warga dan mengurangi potensi kejahatan.
2. Tanggap Terhadap Ancaman Baru: Masa Milenia juga membawa tantangan baru dalam hal keamanan, seperti kejahatan siber dan cyberbullying. Siskamling dapat berfungsi sebagai sumber informasi dan edukasi bagi masyarakat mengenai ancaman-ancaman tersebut. Petugas keamanan lokal dapat membantu dalam mengidentifikasi risiko baru dan memberikan nasihat tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dan lingkungan.
3. Respons Cepat dalam Situasi Darurat: Kejadian darurat, seperti kebakaran atau bencana alam, dapat terjadi kapan saja. Siskamling yang terorganisir dengan baik dapat memberikan respons cepat dalam situasi darurat. Mereka dapat membantu mengarahkan evakuasi, memberikan pertolongan pertama, atau menghubungi petugas penegak hukum atau petugas darurat lainnya.
4. Peningkatan Kebersamaan dan Solidaritas: Siskamling juga memiliki peran penting dalam memperkuat kebersamaan dan solidaritas di lingkungan. Melalui partisipasi dalam siskamling, warga dapat saling mengenal, berkomunikasi, dan bekerja sama dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Hal ini dapat menciptakan ikatan sosial yang lebih kuat dan meningkatkan rasa memiliki terhadap lingkungan tempat tinggal.
5. Pencegahan Radikalisasi dan Ekstremisme: Ancaman radikalisasi dan ekstremisme juga dapat dihadapi di masa Milenia. Dengan adanya siskamling yang aktif dan proaktif, warga dapat saling mengawasi dan memberikan informasi jika ada tanda-tanda kegiatan yang mencurigakan. Hal ini dapat membantu mencegah penyebaran ideologi yang berbahaya dan melindungi masyarakat dari ancaman ekstremisme.
Pentingnya siskamling di masa Milenia menunjukkan bahwa upaya menjaga keamanan dan ketertiban tetap menjadi tanggung jawab bersama masyarakat. Dengan bekerja sama dan berpartisipasi aktif dalam siskamling, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang aman, harmonis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keamanan.