Jendral Hoegeng Iman Santoso lahir di Pekalongan pada 14 Oktober 1921, Beliau merupakan Kapolri ke-5 periode tahun 1968-1971. Jendral Hoegeng merupakan sosok Polisi teladan karena pada masanya ia menjadi salah satu orang menolak dengan tegas suap atau korupsi serta memegang teguh prinsip-prinsip hidupnya.
Keteladanan Hoegeng hingga kini masih menjadi salah satu panutan yang dilanjutkan dalam kepemimpinan Polri yang harus diimplementasikan pada setiap insan Bhayangkara pada level pemimpin hingga pelaksana di lapangan bahkan juga masyarakat umum.
Hugeng Keteladanan adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang mengandung makna “teladan yang abadi” atau “teladan yang melewati zaman”. Ungkapan ini digunakan untuk menggambarkan sosok atau perilaku yang menjadi panutan dan inspirasi bagi banyak orang, tidak hanya dalam satu periode waktu tertentu, tetapi juga melintasi generasi dan zaman.
Hugeng Keteladanan menyoroti nilai-nilai dan tindakan yang terus relevan dan bermanfaat dalam berbagai konteks sosial dan budaya. Sosok-sosok atau perilaku yang dianggap sebagai Hugeng Keteladanan seringkali memiliki
Konsistensi Nilai:
Mereka mempertahankan dan menerapkan nilai-nilai yang penting dalam kehidupan, seperti kejujuran, integritas, ketulusan, empati, keadilan, dan kebaikan. Tindakan mereka yang konsisten dalam mengamalkan nilai-nilai ini menginspirasi orang lain dan melewati batas waktu.
Dedikasi terhadap Pelayanan:
Sosok Hugeng Keteladanan biasanya memiliki dedikasi tinggi dalam melayani dan membantu orang lain. Mereka mengabdikan diri untuk kepentingan yang lebih besar daripada kepentingan pribadi, memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat, dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang serupa.
Perubahan Positif:
Sosok Hugeng Keteladanan mampu menciptakan perubahan positif yang berdampak luas dalam masyarakat. Mereka dapat mengatasi tantangan, menginspirasi inovasi, atau memimpin gerakan sosial yang membawa perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Kebijaksanaan dan Kebesaran Hati:
Hugeng Keteladanan seringkali ditandai dengan kebijaksanaan, bijaksana, dan kedermawanan. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal dari berbagai perspektif, mengambil keputusan yang baik dan bijaksana, serta menunjukkan kepedulian dan kebaikan hati terhadap sesama.
Warisan Inspiratif:
Perilaku dan aksi-aksi yang ditunjukkan oleh Hugeng Keteladanan meninggalkan warisan inspiratif yang terus mempengaruhi dan menginspirasi generasi-generasi mendatang. Mereka menjadi contoh yang hidup, mengajarkan nilai-nilai yang penting, dan mendorong orang lain untuk mengikuti jejak mereka.
Hugeng Keteladanan menunjukkan bahwa pengaruh positif seseorang tidak terbatas pada satu periode waktu atau era tertentu. Dalam melintasi zaman, perilaku dan tindakan yang inspiratif dapat terus menggerakkan dan memotivasi orang-orang untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
Top of Form
Bottom of Form